Rabu, 10 Agustus 2011

Benarkah Anak HS Tak Bisa Bersosialisasi?

Benarkah Anak HS Tak Bisa Bersosialisasi?
Aliansyah Husayn Kamal (kiri) dan adiknya, Aliansyah Haidar Kamal (kanan), putra pasangan Faizal Kamal dan Mella Fitriansyah yang menjalani homeschooling. Banyak anggapan, anak-anak homeschooling mengalami hambatan bersosialisasi. Namun, Husayn dan Ali, justru sebaliknya. 

KOMPAS.com - Husayn (5) tak sungkan menyapa orang-orang yang ditemuinya. Tangan pun langsung diulurkannya untuk bersalaman.

"Justru karena homeschooling, dia tidak canggung. Kalau di sekolah formal, dia bergaul dengan teman sebaya dan hanya menjumpai guru yang orang dewasa. Kalau homeschooling, dia bisa bertemu siapa saja." 

"Tante mau yang mau wawancara Mama, ya?," tanyanya, kepada Kompas.com, Kamis (11/8/2011).

Lantas, Husayn mengajak masuk dan memanggil ibunya, Mella Fitriansyah. Husayn, yang bernama lengkap Aliansyah Husayn Kamal, putra sulung Mella dan Faizal Kamal, yang selama ini menjalani sekolah rumah atau homeschooling. Anggapan bahwa anak homeschooling mengalami hambatan bersosialisasi, tak sepenuhnya benar.

"Anak-anak homeschooling justru tidak mempunyai hambatan sosialisasi, karena dia biasa bertemu siapa saja. Tidak hanya teman sebayanya. Kami mengajak anak kami ke mana saja, bertemu apa saja, untuk belajar apa saja," papar Mella.

Bahkan, ia mengungkapkan, dalam sebuah perjalanan ke Yogyakarta, Husayn dan adiknya, Ali, tak sungkan menyapa dan berbincang dengan siapa saja. "Dia terbiasa menyapa orang yang baru dikenalnya dan berkenalan. Bertanya apa saja," ujar Mella.

Oleh karena itu, ia mengaku heran dengan anggapan dan labelling kepada anak homeschooling dalam hal bersosialisasi.

"Justru karena homeschooling, dia tidak canggung. Kalau di sekolah formal, dia bergaul dengan teman sebaya dan hanya menjumpai guru yang orang dewasa. Kalau homeschooling, dia bisa bertemu siapa saja, karena ke manapun kita ajak pergi, dia berpikir bahwa itu adalah belajar," ungkap wanita lulusan Universitas Indonesia ini.

Ia menambahkan, sekolah rumah bukan berarti anak-anak dikungkung belajar di dalam rumah. Mereka bisa memelajari banyak hal di mana saja dan dari siapa saja.
Hal yang sama juga diungkapkan keluarga homeschooling lainnya, Sumardiono. Selama lebih kurang 10 tahun, Sumardiono (Aar) dan istrinya Mira Julia (Lala) menerapkan homeschooling bagi ketiga anaknya. Dan tak ada hambatan sosialisasi yang ditemukan.

"Justru kami ingin menerapkan homeschooling bagi anak-anak kami, agar sosialisasi anak kami bertambah luas. Bukannya malah tidak bisa bersosialisasi, " ujar Aar.

Aar dan Lala sering mengajak anak-anaknya untuk pergi ke supermarket, pasar, bank ,dan tempat-tempat lainnya untuk memperlihatkan lingkungan yang ada di dunia nyata. Dari pengalaman ini, anak-anak diajarkan bagaimana mereka harus berbicara kepada orangtua, membayar uang di kasir, dan sebagainya. Selain itu, sering pula diadakan field trip, seperti ke museum dan pabrik.

Menurut Home School Legal Defense Association (HSLDA), anak-anak homeschooling tidak memiliki kesulitan bersosialisasi seperti anggapan selama ini. Mereka betul-betul dipersiapkan di dunia nyata, contohnya rumah, dan tempat bekerja. Anak-anak homeschooling terbiasa berinteraksi dengan orang-orang lintas umur, baik orangtua, maupun orang yang lebih muda dari mereka.

HSLDA mengatakan bahwa banyak penelitian yang memerhatikan tentang masalah sosialisasi pada anak homeschooling. Beberapa di antaranya adalah Dr. Susan McDowell, penulis "But What About Socialization? Answering the Perpetual Home Schooling Question: A Review of the Literature". Susan mengungkapkan, sosialisasi dalam diri anak homeschooling sudah bukan merupakan isu besar saat ini.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak homeschooling tak memiliki masalah relasi sosial. Dr. Linda Montgomery, yang meneliti tentang anak-anak homeschooling berumur 10 hingga 21 tahun juga menyimpulkan bahwa anak-anak tersebut tidak terisolasi dari aktivitas-aktivitas layaknya anak muda seumuran mereka.

Sementara itu, Thomas Smedley, yang tengah menyiapkan tesis tentang sosialisasi anak homeschooling di Radford University of Virginia juga menyebutkan bahwa dalam sistem sekolah formal, anak-anak bersosialisasi secara horisontal, temporer, dan berada dalam zona nyaman.

Adapun, anak-anak homeschooling bersosialisasi secara vertikal, bertanggung jawab, mau melayani, serta hormat kepada orang yang lebih tua. Para peneliti ini akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa anak-anak homeschooling tidak memiliki masalah dalam sosialisasi. Mereka justru  memiliki yang lebih fleksibel untuk field trip, camping, olahraga, mau pun pergi ke tempat-tempat bersejarah untuk memelajari banyak hal.

Seperti Husayn, yang hari itu mengikuti ayahnya mengikuti kegiatan di sebuah hotel di bilangan Jakarta Selatan. Dengan gamblang ia menceritakan, ingin mewawancarai para petugas hotel.
"Husayn pengen tahu, ada pekerjaan apa saja di sini dan apa tugas om-om itu," katanya polos.

Sumber : Kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More